Zulkifli Hasan: Memakmurkan Rakyat adalah Tugas Bersama
jpnn.com - KETUA MPR, Zulkifli Hasan meminta perhatian para gubernur, para bupati, dan juga rekan-rekan DPR untuk betul-betul menyikapi kondisi bangsa yang saat ini sudah masuk kategori lampu merah.
Zulkifli mengutip tulisan di sebuah harian nasional yang menyebutkan bahwa kesenjangan antara kaya dan miskin sekarang ini sudah sangat menghawatirkan. "Gini rasio (ukuran kemerataan) kita sudah mencapai angka O,47. Ini sungguh mengkhawatirkan," katanya.
Kesenjangan yang sangat jauh itu memang tidak didapat di daerah pedesaan. Hanya kalau diteliti lebih dalam, kata Zulkifli, di desa memang tidak ada kesenjangan karena sama-sama miskin. Jadi, "Tidak ada beda antara kaya dan miskin," katanya.
Ketua MPR mengungkapkan hal itu pada acara pembukaan Ekspose 8 Tahun Nusa Membangun Sulawesi Tenggara (Sultra) di Hotel Grand Clarion, Kendari, Kamis 18 Februari 2018. Acara ini dihadiri ribuan pejabat pemerintahan, mulai dari gubenur, bupati walikota, camat dan kepala desa se Provinsi Sultra.
Zulkifli berharap kepada gubernur, bupati walikota, DPR/DPRD untuk terus membangun bangsa, meningkat kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan. "Sesuai UUD NRI Tahun 1945 tugas kita adalah memakmur seluruh rakyat Indonesia, bukan memakmurkan sebagian rakyat Indonesia," tegas Zulkifli Hasan.
Selain itu, Zulkifli mengingatkan bahwa persaudaran kebangsaan mulai pudar. Untuk itu, dia berharap, agar terus menggalakkan pembangunan wawasan kebangsaan. "Ini bukan hanya tugas MPR, melainkan tugas semua," ujarnya. (*)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hadiri China Economic and Social Forum 2024, Gus Addin: Inovasi & Kolaborasi untuk Masa Depan Global
- Sudah Saatnya Gapok Guru dan Tendik Rp 7 Juta, Alasannya Masuk Akal
- Dirikan PT Abhipraya Wijaya Sampatti, Irfan: Ingin Membuka Lapangan Kerja
- Wamenkop Ferry Juliantono Maju sebagai Calon Ketua IKA Unpad
- KPK Menyita Dokumen Kasus Korupsi Bansos Presiden dari Teddy Munawar dan Steven Kusuma
- BNPT Gelar Program Sekolah Damai untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Toleran dan Antikekerasan