Obama Larang Penyiksaan Tahanan dengan Waterboarding
jpnn.com - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengakui Central Intelligence Agency (CIA) melakukan penyiksaan terhadap sejumlah tahanan yang dicurigai terlibat dalam aksi serangan 11 September 2001. Penyiksaan yang dilakukan ketika intelijen melakukan interogasi kepada orang-orang yang dianggap terlibat dalam aksi teror usai tragedi tersebut.
Seperti yang dilansir ABC, salah satu bentuk interogasi yang dilakukan adalah waterboarding. Kebijakan ini dilakukan Pemerintahan Presiden George W Bush, pendahulu Obama.
Oleh intelijen, penggunaan teknik interogasi yang keras ini tidak dapat sebagai sebagai penyiksaan. Namun ketika Obama menjabat, teknik ini dilarang.
"Bahkan sebelum saya datang ke kantor, sangat jelas saya melihat beberapa hal yang salah setelah 9/11," kata Obama seperti yang dilansir ABC.
Waterboarding merupakan metode menggali informasi kepada tahanan. Mililter Amerika Serikat melakukan targetnya dengan mengikat tubuh erat-erat tahanan pada sebuah bidang. Bidang itu bisa berupa papan atau meja dengan posisi kaki lebih tinggi daripada kepala dengan mata ditutup.
Secara berulang dengan teknik tertentu, wajah tahanan disiram air. Cara ini mengakibatkan tahanan merasa dirinya tenggelam dan timbul reaksi tersedak karena air yang diguyurkan ke wajahnya itu.
Metode ini ternyata sangat efektif. Dalam percobaan yang dilakukan agen CIA, orang yang diinterogasi rata-rata hanya bertahan selama 14 detik. Informasi pun mudah didapat. (awa/jpnn)
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengakui Central Intelligence Agency (CIA) melakukan penyiksaan terhadap sejumlah tahanan yang dicurigai terlibat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- Teror OTK di Kabupaten Paser Kaltim saat Dini Hari, Seorang Warga Tewas, 1 Kritis
- Prabowo Ucapkan Selamat kepada Donald Trump, Berharap Dapat Bekerja Sama Erat
- Dipastikan Menang Pilpres, Donald Trump Berjanji Akan Menyembuhkan Amerika
- Kamala Harris Jadi Presiden AS, Republik Islam Iran Jangan Berharap Punya Senjata Nuklir
- Menjelang Pilkada, Polres Pamekasan Perketat Pengamanan di Lokasi Rawan Teror