Spanduk Doa agar Jadi Menteri Beredar, RJ Lino: Itu Poster Liar
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, RJ Lino angkat bicara terkait dengan beredarnya spanduk berisi permintaan dukungan agar ia terpilih menjadi Menteri Maritim dalam pemerintahan Jokowi-JK. Lino mengatakan bahwa spanduk tersebut liar dan sengaja untuk menghancurkan karirnya.
Ia menduga spanduk tersebut sengaja dibuat oleh orang yang tidak suka dengan keberadaannya di Pelindo II. "Itu orang yang nggak suka sama saya saja. Itu bukan dari saya. Itu pasti poster liar," ujar Lino saat dihubungi, Senin (6/10).
Saat ditanya siapa orang yang telah menyebarkan spanduk tersebut, Lino mengaku tak tahu. Lino juga tak menampik bahwa ia memiliki banyak musuh selama dirinya ditunjuk memimpin Pelindo II.
"Saya nggak tahu orangnya siapa. Kalau di pelabuhan musuh saya banyak," akunya.
Sebelumnya, pagi tadi beredar spanduk bergambar Lino yang meminta dukungan agar ia terpilih menjadi Menteri Maritim di pemerintahan yang baru nanti. Ungkapan itu terlihat melalui spanduk berwarna putih yang terpajang di salah satu jembatan penyebrangan di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, tepatnya di depan Pasar Burung.
"Mohon doa dan dukungannya agar saya terpilih sebagai 'Menteri Maritim' pada kabinet Jokowi-JK," begitu tulisan spanduk tersebut, Senin (6/10).
Bahkan dalam spanduk tersebut, Lino mengklaim bahwa tol laut merupakan murni idenya.
"Tol laut adalah murni ide saya..!!!," katanya.
JAKARTA - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, RJ Lino angkat bicara terkait dengan beredarnya spanduk berisi permintaan dukungan
- BPKH Temui Pengurus PBNU, Minta Dukungan Terkait Revisi UU Pengelolaan Keuangan Haji
- Sambut Ramadan, Ketum Kadin DKI Diana Dewi Ziarah ke Makam Orang Tua
- Sumpah Advokat Razman Arif Dibekukan, Chandra Sampaikan Pendapat Hukum
- Pengumuman Seleksi Administrasi PPPK Tahap 2 Muncul Jabatan Tampungan, BKN Angkat Suara
- Wamentrans Viva Yoga Mengajak Alumni Cipayung Plus Berkolaborasi Membangun Bangsa
- Dana Haji Tumbuh Positif, Pengeloaan BPKH Capai Rp 171 Triliun