Begini Mulanya Si Cantik itu Bisa Diperkosa 43.200 Kali

jpnn.com - SALAH satu korban penyelundupan manusia di perbatasan Meksiko-Amerika Serikat (AS) Karla Jacinto mengungkapkan bagaimana kebrutalan para pelaku di sana. Menurutnya, sindikat penyelundup manusia di kawasan tersebut menjalankan aksi dengan sangat rapi. Banyak orang-orang yang jadi korban penyelundupan dijadikan budak seks.
Jacinto mengaku dirinya empat tahun menjadi korban penyekapan para pelaku dan hampir setiap hari dijadikan budak seks.
Dia menceritakan bagaimana dirinya bisa terjerumus menjadi korban penyelundupan manusia.
Kata Jacinto, awalnya, gadis-gadis muda itu mereka jerat dengan mimpi. Hidup mewah dan harta berlimpah menjadi tawaran menggiurkan yang keluar dari mulut manis para penyelundup.
Begitu korban terbujuk, nerakalah yang mereka rasakan. Awalnya berniat menyeberang ke Negeri Paman Sam dan mengadu nasib di sana, para gadis itu malah disandera dan menjadi budak seks para penyelundup.
Sebagian besar dari mereka lantas berakhir di bursa perdagangan manusia. ''Puluhan ribu remaja perempuan Meksiko menjadi korban praktik keji tersebut,'' kata Jacinto.
(BACA: Saya Diperkosa 43.200 Kali!)
Prihatin dengan kondisi itu, dia lantas memberanikan diri menjadi jubir lembaga-lembaga anti penyelundupan dan anti perdagangan manusia. Mei lalu, dia memaparkan pengalaman pahitnya di hadapan Kongres AS. Sekitar dua bulan kemudian, dia berbicara tentang penyelundupan manusia di Vatikan dengan disaksikan Paus Fransiskus.
SALAH satu korban penyelundupan manusia di perbatasan Meksiko-Amerika Serikat (AS) Karla Jacinto mengungkapkan bagaimana kebrutalan para pelaku di
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi
- Bertemu Presiden Prabowo, Wakil Perdana Menteri Rusia Minta Dipermudah Hal Ini
- Indonesia dan Yordania Menyepakati 4 Perjanjian, Pendidikan Hingga Pertanian
- Ceritakan Persahabatan Puluhan Tahun dengan Prabowo, Raja Yordania: Tak Terlupakan