Perdana Menteri Mundur Gara-gara Panama Papers
jpnn.com - ISLANDIA--Tercantumnya nama Perdana Menteri (PM) Sigmundur Gunnlaugsson di Panama Papers membuat publik marah. Sejak Senin (4/4) malam waktu setempat, massa menduduki gedung parlemen di kompleks pemerintahan dan menuntut pemimpin yang mantan jurnalis tersebut mundur.
Itu terjadi setelah Panama Papers menyebut tokoh 41 tahun tersebut membeli perusahaan offshore di British Virgin Islands (BVI) pada 2007. Desakan itu akhirnya membuahkan hasil. Gunnlaugsson tadi malam menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya.
Jika negara-negara yang tertulis di Panama Papers sibuk melakukan investigasi internal atau mericek dokumen yang kali pertama dibongkar harian Jerman Sueddeutsche Zeitung tersebut, tidak demikian halnya dengan Tiongkok. Kemarin pemerintahan Presiden Xi Jinping justru menertibkan media dalam negeri yang ikut menyebarluaskan berita itu.
Lembaga pemerintah yang mengatur lalu lintas dunia maya pun langsung membatasi akses masyarakat terhadap berita tersebut. Di Tiongkok, kata kunci "panama" hanya akan mengarahkan netizen pada berita-berita di luar skandal tersebut. Atau, jika kebetulan muncul berita tentang Panama Papers, isinya hanya artikel tentang keterlibatan beberapa pemain sepak bola kelas dunia. (dee/wir/bay/dim/owi/gun/ap/hep/c5/c7/c9/kim/flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka
- 179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Korsel
- Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel
- CDC: Kasus Norovirus di Amerika Serikat Terus Meningkat Tajam
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan