Rayuan Gombal di Nusakambangan, Uang, Alphard, Macan Tutul
jpnn.com - BERAGAM tantangan dihadapi Hendra Eka Putra,43, yang baru tiga hari melepas jabatan Kalapas Pasir Putih, Nusakambangan, Kamis lalu (19/5).
Dia kerap menghadapi rayuan gombal dari narapidana. Khususnya, narapidana narkotika yang menggunakan uang untuk meminta perlakuan istimewa.
Hendra mengaku pernah ditawari akan diberi Rp 10 juta oleh narapidana narkotika. ”Dia ingin memberi uang itu ke saya. Tentu saja, pasti ada udang di balik batu,” jelasnya.
Hendra mengetahui, kalau uang itu diterima, maka kehormatannya sebagai seorang Kalapas akan runtuh. Tidak ada lagi rasa hormat dari para narapidana. ”Saya tolak uang itu, karena saya sudah janji tidak boleh menerima suap,” ujar tutur Kalapas kelahiran Palembang tersebut.
Bahkan, anak buahnya sempat juga yang melaporkan kalau ada narapidana yang menawari sebuah mobil Alphard. Untuk mobil mewah itu, narapidana itu meminta agar handphone jammer atau alat pengacak sinyal di lapas dimatikan setiap hari.
”Ini godaan berat yang harus dilalui para sipir Nusakambangan,” ungkapnya.
Kisah lain yang cukup menjengkelkan terkait kelakuan napi terjadi pada Kalapas Batu Abdul Aris, 53. Dia menuturkan, ada beberapa narapidana narkotika yang ternyata saat tes urine itu hasilnya positif. ”Dia masih menggunakan narkotika di Lapas,” jelasnya.
Kondisi itu, tentunya membuat orang awam berpikir bila sipir yang memasukkannya. Sehingga, yang terancam itu justru sipir. Entah bisa dipecat atau malah dipidanakan.
BERAGAM tantangan dihadapi Hendra Eka Putra,43, yang baru tiga hari melepas jabatan Kalapas Pasir Putih, Nusakambangan, Kamis lalu (19/5).
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408