Cak Abror Sabtu, 30 Oktober 2021 – 09:37 WIB
Patung Soekarno
Megawati Soekarnoputri menginstruksikan jajarannya untuk membangun patung Soekarno.
Hari begini ada orang kebal hukum. Praktiknya memang demikian. Para pejabat diberi kekebalan hukum.
Megawati Soekarnoputri menginstruksikan jajarannya untuk membangun patung Soekarno.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak tangung-tanggung menggunakan narasi yang seram, potong kepala.
Kini, 93 tahun berselang, semangat Sumpah Pemuda harus terus-menerus direvitalisasi supaya tetap relevan.
Upacara pindah agama yang dilakukan Sukmawati mungkin akan digoreng sebagai isu untuk mendegradasikan Islam politik.
Munculnya Superman milenial sebagai laki-laki gay akan disusul dengan munculnya superhero lain dengan kecenderungan seksual serupa.
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir memakai istilah akil balig untuk merespons Gus Yaqut.
Sukmawati, rupanya, lebih terinspirasi oleh sang nenek daripada sang ibu kandung. Itulah pilihan jalan hidup yang pengin dia…
Pemerintahan Jokowi - Maruf Amien digambarkan sebagai Kabinet Squid Game. Seperti apa ya?
Para celeng mengendalikan Republik Celeng layaknya manusia yang sebelumnya menjajah para binatang.
Munculnya ANIS akan menjadi pembuka persaingan tidak resmi antara Anies Baswedan vs Ganjar Pranowo.
Di mata sebagian pemilih milenial, Ganjar dianggap bodoh karena belum pernah berbicara narasi-narasi mutakhir.
Rencana menjadikan Mustafa Kamal Ataturk menjadi nama jalan di Jakarta mungkin akan mengungkit luka lama.
Alex Noerdin yang selama ini dianggap sebagai salah satu orang kuat Golkar di daerah, akhirnya ambruk ditebang kasus…
Persaingan melawan Salah akan membuat Ronaldo penasaran dan pengin memanaskan mesin di tubuhnya.
Beberapa dosen membentuk konsorsium menolak obral gelar kepada Maruf Amin dan Erick Thohir.
Smackdown polisi Indonesia terhadap demonstran mahasiswa menjadi sorotan media internasional.
Agus mengatakan bahwa mereka yang percaya bahwa tentara milik rakyat adalah salah kaprah dan keblinger.
Korban pinjol sudah sangat meluas, sampai Jokowi menyinggungnya di depan pejabat OJK.
Muncul artikel mengenai Jokowi dari seorang profesor yang tidak kalah mentereng reputasinya dibanding Mahbubani.
Haruskah pers di dunia termasuk Indonesia malu kepada Maria Ressa dan Dmitry Muratov?